Minggu, 08 Mei 2011

TEORI PSIKOANALISIS

Freud (1932), tokoh psikoanalisa, beranggapan bahwa perang terjadi oleh karena adanya dorongan agresif yang destruktif di dalam diri manusia. Dorongan ini bersumber dari THANATOS (instinct untuk mati) yang kehadirannya sudah ada sejak manusia dilahirkan. Dorongan ini timbul karena manusia, kehilangan rasa dicintai (Loss of Love).
Walaupun Freud percaya bahwa akal sehat manusia dapat mengontrol munculnya dorongan untuk membunuh atau merusak tidak pernah bisa dihilangkan karena dorongan tersebut adalah kebutuhan dasar manusia, yang tidak berbeda dengan kebutuhan makan dan minum.
Perang, kekerasan terhadap orang lain (pembunuhan), dan kekerasan terhadap diri sendiri (Bunuh Diri) akan terjadi bila manusia di dalam kehidupannya bersama orang lain mengalami frustasi.
             Ahli-ahli lain yang teorinya bersumber dari pendekatan psikoanalisa mengajukan pendapat yang agak berbeda dengan pendapat Freud. Adler (19..) beranggapan bahwa “dorongan superior”lah yang mendorong seseorang untuk berbuat agresif-destruktif.
Hampir serupa dengan pendapat Adler ialah argumentasi yang dikemukakan oleh Rollo May (1943). Argumentasi yang diajukan oleh May menekankan kepada adanya keinginan manusia untuk “mengukuhkan kembali kekuasaaan dirinya (Restructuring of Power) yang tadinay tenggelam oleh adanya hambatan dari orang lain. Pengukuhan kembali kekuasaan ini bertujuan untuk menegakkan “indetitas diri” dan “mengaktualisasi diri”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar